Tuesday, December 5 |
RAKYAT INDONESIA, SEJARAH PANJANG PLURALISME
|
“Dengan mengetahui sejarah, maka sebuah bangsa dapat mengetahui keberadaannya dan mengetahui arah perjuangannya”.
“Perbedaan membuat sebuah bangsa lebih kaya akan kemungkinan-kemungkinan dimasa depan.”
a. Prasejarah Sebuah kurun waktu perkembangan peradaban manusia di bumi yang merentang amat panjang hingga ditemukannya pengetahuan tentang tulisan. Maka dalam merangkai jaman yang gelap ini kajian sejarah masa ini menggunakan tulang belulang manusia maupun binatang; artefak-artefak, alat-alat berburu dan lain-lain yang ditemukan dan perkembangan teknologi karbon dalam menghitung usia sebuah benda organik diinterpetasikan menjadi sebuah alur sejarah yang logis.
Setelah menyebar dari benua Afrika, ras-ras berkembang setidaknya menjadi tiga ras utama, yaitu ras Negroid, ras Kaukasus dan ras Mongoloid selain ras Khoisan dan ras Austroloid selama Jutaan tahun evolusi manusia berjalan tanpa catatan-catatan sejarah exsplisit di wilayah kepulauan nusantara.
Paleolitikum Masa paling awal dari peradaban manusia ini ditandainya dengan ditemukannya fosil-fosil manusia purba yang dalam perhitungan ilmiah berusia sekitar 1 juta tahun yang lalu seperti Phitecantropus Erectus, dari bentuk ukuran tulang pahanya (femur) dapat dikategorikan sebagai homo erectus atau manusia yang berjalan tegak. Dan alat berburunya seperti kapak genggam, menunjukkan corak produksi manusia masa itu masih dalam masa perburuan. Dalam masa ini manusia masih berpindah-pindah dari satu tempat ketempat lainnya dalam usahanya mendapatkan binatang buruan.
Mesolitikum Masa sekitar melelehnya zaman es (100.000-15.000 tahun yang lalu). Masa ini dapat disebut sebagai ‘masa pengumpulan makanan tingkat lanjut’. Hal ini dapat dilihat dari temuan-temuan diperkapungan purba dan goa-goa purba di pesisir Malaka dan Sumatera dimana mulai ditemukannya sisa-sisa sampah dapur. Hal ini berarti juga manusia mulai menetap disebuah tempat untuk waktu yang relatif lama. Mereka sudah mulai berkelompok dan menetap serta menggunakan api untuk memasak, sebuah kemajuan besar saat itu.
Neolitikum Masa batu muda ini juga disebut sebagai masa bercocok tanam awal berkisar pada 1500 tahun yang lalu di Indonesia. Sebagian besar manusia pada jaman itu beras Paleo-Mongoloid. Mereka mulai menetap dan membangun pertanian untuk hidup dengan menggunakan peralatan-peralatan sederhana seperti beliung yang ditemukan tersebar di kepulauan Nusantara bagian barat. Alat ini juga ditemukan di Yunan, Cina Selatan, Laos ini menunjukkan migrasi manusia dari utara melalui sungai Mekong. Di kepulauan Nusantara bagian timur ditemukan banyak kapak lonjong yang juga ditemukan di Jepang, Taiwan Filipina, Sulawesi Utara, Maluku, papua dan kepulauan Melanesia lainnya. Studi biologi tingkat lanjut menunjukkan bahwa kemiripan struktur DNA dalam darah manusia-manusia di wilayah ini mermiliki kemiripan, hal ini menunjukkan nenek moyang bangsa Indonesia sebagian berasal dari daratan Asia dan sebagian lagi merupakan percampuran dari Mongoloid dan Negroid dan Negroid terutama yang berada di kepulauan bagian timur. Dalam waktu senggang menunggu panen, mereka mulai memiliki waktu luang untuk memahami alam raya dan kekuatan-kekuatan yang Maha Besar agar mempermudah hidup mereka. Maka mereka mulai membangun tempat-tempat pemujaan berupa batu-batu besar seperti menhir, bangunan batu berundak, dolmen dan patung-patung nenek moyang mereka, maka akhir zaman ini juga disebut sebagai masa megalitikum.
Jaman logam Muda Jaman ini jaman pertukangan karena semakin canggihnya manusia menciptakan alat-alat dari peleburan logam seperti alat bercocok tanam, genderang perang dari perunggu, alat-alat berburu hingga simbol-simbol atau jimat bagi pemujaan terhadap Tuhannya. Kemungkinan gelombang eksodus terjadi dari Dongson, Vietnam membawa kebudayaan cor logam. Zaman ini dapat disebut sebagai era revolusi pertanian awal.
b. Sejarah Kemampuan manusia kemudian berkembang setelah ditemukannya budaya tulis-baca. Hal ini mempermudah untuk merangkai perkiraan seperti apa bentuk kebudayaan yang ada di wilayah kepulauan Nusantara yang kaya akan hasil buminya baik yang dapat diperbarui seperti hasil pertanian padi, perkebunan rempah-rempah dan jenis tanaman-tanaman hutan seperti kayu cendana, kayu putih dan yang tidak dapat diperbarui seperti logam mulia, perak hingga uranium. Hal ini terwaris berupa nama-nama pulau yang ada seperti pulau sumaera dari nama Swarna (emas) dwipa (pulau), Pulau jawa dari kata Jawa Dwipa (Jawa=jawawud= beras, Dwipa=pulau) dll.
Zaman Revolusi Pertanian
Zaman Pra-Kolonial
Perkembangan Hindu-Budha Agama Hindu atau sering disebut sebagai Sanātana Dharma ("Kebenaran Abadi") dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") yang merupakan kelanjutan dari Weda (Brahmanisme), merupakan agama pendatang paling awal di kepulauan Nusantara. Kebudayaan tulis-baca yang dapat dikatakan sebagai temuan prasati tertua ditemukan di Kutai, Kalimantan timur, diduga prasati tersebut dibuat pada abad ke-IV masehi, menyebutkan Kutai merupakan sebuah kerajaan Hindu yang didirikan oleh Kudungga yang belum memeluk agama Hindu. Di Jawa barat juga ditemukan sebuah prasati sansekerta pada sebuah batu kali yang menyebutkan bahwa telah berdiri sebuah kerajaan Hindu Tarumanegara, juga di Jawa Tengah telah berdiri Kerajaan Kalingga.. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh kebudayaan lembah Hindustan telah merebak di kepulauan nusantara dikarenakan hubungan barter hasil bumi sejak awal tahun masehi. Pada abad ke-IIV Kerajaan Sriwijaya telah menjadi sebuah pusat Agama Budha terbesar diluar India. Dan silih berganti kerajaan-kerajaan Hindu Budha berkembang dan berbiak sejalan dengan perkembangnya perdagangan yang membawa nilai-nilai luar di seluruh kepulauan Nusantara sejalan dengan surutnya agama dan kepercayaan lokal. Agama-agama hindu-Budha pernah mencapai masa keemasannya hingga abad ke-IIIX ditandai dengan runtuhnya kerajaan Hindu terbesar, Kekaisaran Mojopahit dan masuknya agama Islam disusul agama Kristiani melalui kerajaan-kerajaan pesisir. Kebudayaan Hindustan telah banyak menyumbangkan pengetahuan maupun nilai-nilai dalam berbangsa. Sastra dan budaya baca tulis sansekerta, musik, kuliner, seni arsitektur dan seni patung, seni pertunjukan hingga sistem pemerintahan hingga nilai-nilai berketuhanan.
Zaman Kolonial Milenium kedua masehi ditandai dengan pesatnya perdagangan yang melalui laut melewati selat malaka untuk menggantikan “Jalan Sutera” sebuah jalur tradisional bagi mengalirnya produk-produk dari kerajaan-kerajaan di Timur jauh Asia menuju Timur tengah hingga akhirnya mencapai Eropa melaui dataran Asia. Untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya para pedagang berusaha menguasai kerajaan-kerajaan besar maupun kecil sebagai koloni yang mendukung usaha dagangnya.
Penyebaran Islam Pada awalnya, perdagangan melalui lautan ini dikuasai oleh para pedagang dari gujarat yang mayoritas memeluk agama Islam. Meskipun agama islam telah tersebar di negeri-negeri asia tenggara sejak kekhalifahan Ustman (644-56). Bahkan pada abad ke IX, telah ribuan pedagang Kanton memeluk agama Islam dan mengadakan kontak perdagangan dengan kerajaan-kerajaan pesisir. Banyak dari mereka melakukan pernikahan dengan penduduk lokal. Maka tak mengherankan bahwa banyak pedagang muslim berperan pada perdagangan dengan kerajaan Budha Sriwijaya sejak abad ke IIIV. Aliran di dalam Islam seperti Maliki, walmiki, Hanafi, Wahabi berkembang biak dengan subur. Dengan adanya ancaman pesaing dagang dari Eropa, pada waktu itu Portugis, maka penyebaran agama islam sebagai usaha untuk membentengi bandar-bandar dari dominasi eropa dilakukan dengan lebih sistematis. Dipesisir utara Jawa penyebaran dilakukan oleh Wali songo dan melemahnya kekuasan kerajaan Hindu Mojopahit. Para wali tersebut tidak hidup pada masa yang bersamaan. Namun para tokoh yang hidup pada abad keIVX-VX dianggap sebagai pelopor gerakan islamisasi di tanah Jawa.
Kedatangan Kristiani Pada abad ke IVX Eropa bukanlah sebuah benua yang maju, bahkan kekuatan besar muslim Turki Otoman menguasai Konstantinopel untuk syiar hingga kepulauan Nusantara dan Filipina. Namun penemuan-penemuan teknologi bangsa Portugis membuat mereka memiliki kapal-kapal yang relatif canggih untuk mencapai kepulauan Hindia demi mendapatkan rempah-rempah bagi pengawet dan penyedap daging makanan mereka di musim dingin, yang sementara waktu jalur perdagangan dikuasai kaum muslim. Maka mulailah mereka berlayar menuju kepulauan Nusantara mengitari Tanjung Harapan, Afrika selatan demi membangun monopoli perdagangan rempah-rempah. Pada bulan April 1511 Portugis dengan mualim Albuquerque bersama sekitar 1200 pasukan diatas 18 kapal perang telah mencapai Malaka. Beberapa dari mereka, Franciscus Xaverius dan Santo Loyola kemudian mendirikan Ordo Jesuit pada tahun 1546-47 di wilayah Ambon, ternate dan Morotai (Moro). Orang-orang Dominik juga berhasil mengKristenkan Solor. Diwilayah itu mereka juga meninggalkan kesenian musik Keroncong dan bahasa-bahasa portugis yang kemudian menjadi bahasa Melayu sebagai Lingua Franca sebelum terbentuknya bahasa Indonesia. Perang kemerdekaan belanda atas Spanyol mendorong mereka untuk juga mengadakan perdagangan langsung. Selain berdagang mereka juga mengabarkan tentang agama protestan. Dan ketika monopoli rempah-tempah dikuasai oleh kerajaan Katolik Portugis, maka hal inmi memicu Belanda yang beragama protestan Calvinis untuk turut berangkat mencari rempah di ujung dunia. Maka menyebarlah agama protestan di Indonesia sejalan dengan melemahnya penjajahan Portugis. Setelah menguasai kepulauan maluku, kristenisasi meluas diwilayah itu dan Katolik bertahan di selatan seperti Solor dan Timor dan utara hingga di wilayah kepulauan Filipina
Zaman Revolusi Industri Penemuan mesin uap dan listrik telah merubah wajah dunia secara mendasar dan cepat. Produksi masal segala kebutuhan hidup hingga penemuan alat-alat produksi diciptakan secara massal. Hal ini memicu corak produksi bertumpukan pada industrialisasi disegala bidang. Pabrik-pabrik yang memproduksi kebutuhan hidup menjamur dimana-mana, dan para bangsawan digantikan para pemodal dalam berkuasa. Penindasan bergesar dari para penguasa tanah terhadap petani menjadi penindasan para pemodal terhadap buruh-buruh pabrik demi mengeruk keuntungan lebih banyak. Di Indonesia rakyat ditindas oleh kedua sistem penghisapan itu. Produksi gula dan karet di Sumatera, jawa dan Kalimantan menyebabkan perbudakan di perkebunan tebu, karet, dan produksi pala di kepulauan Maluku, dll sejak dua abad yang lalu.
Zaman Pergerakan Gerakan politik etis berkembang di Eropa pada paroh akhir abad ke-19. Beberapa bangsawan mendapat pendidikan di Belanda dan berkenalan dengan gerakan pembebasan yang sedang marak di Eropa. Indische Party tiba-tiba menjadi perintis bagi pergerakan di Indonesia. Gerakan pembebasan ini kemudian dibawa ke Nusantara dan terbentuklah seperti Budi Utomo. Kesadaran akan kebangsaan ini kemudian berkembang meluas dan terbentuklag gerakan gerakan pemuda seperti Jong Java, Jong Sumatranen Bond, Jong Celebes, jong Batak dll. Dan akhirnya pada tahun 1928 difasilitasi oleh PPPi )Perhimpunan Pelajar Pelajar Indonesia diselanggarakanlah Sumpah Pemuda yang mengikrarkan rumusan otentik:
* PERTAMA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Bertoempah Darah Jang Satoe, Tanah Indonesia. * KEDOEA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mengakoe Berbangsa Jang Satoe, Bangsa Indonesia. * KETIGA. Kami Poetera dan Poeteri Indonesia, Mendjoendjoeng Bahasa Persatoean, Bahasa Indonesia
Zaman Kemerdekaan Perang kemerdekaan menuju akhir babak, ketika para pemimpin bangsa bertemu dan mempersiapkan kemerdekaannya. Setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, kemerdekaan belum juga berada ditangan bangsa Indonesia dengan adanya dua agresi Belanda yang menelan lebih dari dua juta jiwa. Setelah itu pertikaian saudara merebak dimana-mana. Pertikaian antara Ex KNIL dan ex PETA, keinginan merdeka beberapa bangsa di Indonesia terjadi. Soekarno sebagai tokoh penengah dan pendidik bangsa lebih memimpin negara yang masih muda…
Zaman Orde Baru Perang dingin antara blok Timur dan Blok Barat menempatkan Indonesia sebagai posisi strategis dalam melajunya efek domino baik pengaruh kapitalisme dunia maupun sosialisme dunia. Soekarno dalam keseimbangannya lebih memilih berdekatan dengan kekuatan kiri dunia merupakan ancaman bagi sekutu barat. Maka cepat atau lambat harus digulingkan dengan Suharto sebagai eksekutornya dbantu oleh gerakan mahasiswa eksponen 66 yang mempreteli kekuatan politik yang menopangnya, dalam hal ini PKI. Maka terjadilah pembantaian jutaan massa pada tahun 1965 dan tahun selanjutnya. Suharto kemudian mencanangkan Orde Baru sebagai kekuatan politik dengan program pembangunannya yang tak lebih dari pencakokan kapitalisme partisipatoris di Indonesia. Berduyun-duyun perusahaan-perusahaan multinasional beroperasi dalam mengeruk kekayaan alam dari negara nomor lima terkaya di dunia dalam hal hasil alam dan nomor empat terbesar armada tenaga kerjanya di dunia. Hutang luar negeri menumpuk korupsi meraja lela. Dengan tangan besi ia memerintah Indonesia dengan membentuk partai Golkar di tengan antara kekuatan agama di kanan dan kaum demokrasi di kiri. Penyeragaman dan feodalisme jawa diterapkan menurut petunjuk bapak presiden. Hutang semakin menumpuk dan jatuh tempo di paruh kedus tahun 1990an. Maka ia ‘lengser keprabon’ dengan mengobarkan strategi budaya “tiji tibeh”, mati siji mati Kabeh! (Mati satu, mati semua). Kerusuhan rasial antar suku, antar agama dan antar kelas ekonomi dikobarkan dari aceh, Sampit, maluku, Jakarta. Tiba-tiba slogan bangsa Indonesia adalah bangsa yang murah senyum digantikan dengan api darah dan air mata bersimbah dimana-mana.
SITUASI NASIONAL Situasi nasional saat ini berwajahkan kemuraman dan kebingungan yang membentuk karakter bangsa. Kehancuran basik struktur ekonomi di tambah kebimbangan wajah budaya sengaja diciptakan oleh penguasa ekonomi dunia baik perusahaan multinasional maupun negara-negara ekonomi maju dunia ini diamini tanpa daya oleh para penguasa lokal silih berganti semenjak kejatuhan Soekarno.
Reformasi Setengah Hati Gerakan mahasuiswa, buruh, tani dan kaum miskin kota seperti FKSMJ, FORKAT, KOMRAT JARKOT yang bergerilya dengan kerinduan suci akan pembebasan ekonomi telah dibelokkan oleh aktor aktor kunci politik di negeri ini. Ketika kemenangan akan diraih, kemudian muncul tokoh-tokoh yang kemarin sore ada dalam naungan Orde Baru seolah menjadi pahlawan kesiangan. Tuntutan-tuntutan reformasi dikaburkan. Reformasi menciptakan disintegrasi bangsa, ketika reformasi seolah menempatkan otonomi daerah adalah solusi badi pemerataan kue kemakmuran bagi rakyat. Otonomi daerah hingga tingkat dua menciptakan raja-raja kecil. Kedua otonomi yang kebablasan ini menciptakan sektarian anytar suku dan bangsa yang mudah diadu domba. Ketiga otonomi daerah seperti ini mempoermudah penjajahan modal asing masuk lebih leluasa.
Meningkatnya Fundamentalisme Islam Hal ini merupakan reaksi dari dominasi dan kerakusan negara maju terutama Amerika serikat akan kekayaan alam terutama minyak dan gas Bumi. Semula Amerika Serikat mendidik dan membiayai perang Islam melawan dominasi Uni Soviet di Afganistan. Maka tak heran apabila pangkalan militer amerika Serikat di Saudi Arabia bernama Osamah Bin Ladin. Ketika Uni Soviet runtuh maka Negara barat yang beralaskan kapitalisme berusaha merebut kekayaan minyak bumi di negeri-negeri islam eks Soviet. Kaki kaki islam yang ada harus segera dimusnahkan sebelum mereka alkan menjadi kerikil dalam sepatu lars mereka. Hal ini kemudian menyulut ketegangan dan peperangan antara Islam dan kapitalisme dunia yang sebenarnya hal yang memang dikehendaki oleh negara maju agar tidak semua bangsa miskin didunia bersdama-sama memerangi sistem kapitalisme dunia yang menyengsarakan enam milyard minus delapan ratus juta jiwa mereka yang hidup dari kapitalisme. Hal ini dengan serta merta memicu solidaritas kaum muslim yang ada di wilayah Indonesia yang menjadi negara muslim terbesar didunia. Solidaritas ini memicu perlawanan yang militan dan berdarah. Hal ini menguntungkan negara maju dengan isu-isu terorisme dapat mempengaruhi tekanan ekonomi politik bagi Indonesia.
Globalisasi Penjajahan Modal Dalam situasi carut marut Indonesia dengan mudah jatuh kedalam penjajahan bentuk baru, yaitu penjajahan atas modal yang telah dipersiapkan oleh negara-negara maju setelah perang Dunia Ke II. Mereka membentuk GATT (General Agreement on Tariffs and Trade), IMF (International Monetary Fund) dan World Bank untuk mengamankan ekonomi mereka dari malaise (Kebangkrutan luar biasa paska PD II). Dikemudian hari GATT setelah melalui berbagai putaran membentuk diri menjadi sebuah organisasi yang solid dan mendunia yang lebih besar dari PBB (Persatuan Bangsa-bangsa) yaitu WTO (World Trade Organisation). WTO memaksa negara seluruh dunia masuk kedalamnya sebagai anggota dan memiliki sifat mengikat (Legally Binding) WTO mengatur segala hal dalam peri kehidupan. Segala sesuatu diusahakan untuk dijual. Dalam sektor pertanian semua negara dipaksa untuk menyetujui AoA (Agreement on Agriculture), Di sektor Jasa GATS (General Agreement in Trade Services) mengatur segala sesuatu termasuk pendidikan dan kesehatan. Hak cipta diatur di TRIPs. (Trade Related Intelectual Properti Rights) Perdagangan barang diatur di NAMA (Non Agriculture Market Acces), dsb. Hal ini merupakan bentuk puncak dari kapitalisme dimana batas-batas negara dinafikkan demi kepentingan modal MNC (Multi National Corporation) melalui kekuasaan negara ekonomi maju dalam mengeruk keuntungan dari hasil bumi dan pasar negara miskin dan berkembang. Kapitalisme ala John Maynard Keynesian yang percaya peran pemerintah harus ditegakkan digantikan dengan Turbo Kapitalisme sebagai implementasi dari paham neoliberalisme yang dipromosikan oleh Frederick von Hayek dan Milton Friedman dan diterapkan oleh Margareth Thatcher dan Ronald Reagan dimana untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya maka kapitalisme harus diterapkan sebabas-bebasnya. Di negara berkembang seperti Indonesia, hal ini mempengaruhi kebijakan dalam perburuhan dengan alasan efisiensi biaya produksi, mematok standar Upah minimun di bawah garis perikemanusiaan dengan alasan membentuk iklim investasi asing yang kondusif. Lingkungan hidup rusak demi mengejar produksi.
PERJUANGAN SOSIAL POLITIK “Tuhan Tidak akan merubah nasib suatu bangsa Apabila bangsa itu tidak merubah nasibnya sendiri!”
Memberi pendidikan politik rakyat Mengorganisir basis masa multi sektoral Mengambil alih kekuasaan / transisi Demokratik Mengembalikan kekuasaan ketangan Rakyat.
|
|
1 Comments: |
-
"Jas Merah",jangan sekali-kali melupakan sejarah.Revolusi sampai mati sebuah istilah yang menunjukkan bahwa rakyat akan selalu memperjuangkan akan kebenarannya.Dimana ke dzoliman berada di situ pula dimulainya perjuangan.maka dengan ini wajib(kaum yang sadar)melakukan agetasi-agetasi terhadap semua element masyarakat untuk menyolitkan perjuangan rakyat demi menumbangkan imprealisme.
|
|
|
|
|
|
|
|
"Jas Merah",jangan sekali-kali melupakan sejarah.Revolusi sampai mati sebuah istilah yang menunjukkan bahwa rakyat akan selalu memperjuangkan akan kebenarannya.Dimana ke dzoliman berada di situ pula dimulainya perjuangan.maka dengan ini wajib(kaum yang sadar)melakukan agetasi-agetasi terhadap semua element masyarakat untuk menyolitkan perjuangan rakyat demi menumbangkan imprealisme.